Bang Has Ungkap Dukungan Pembinaan Karakter Lewat Barak Militer
Kemerosotan budi pekerti di kalangan pelajar jadi perhatian serius dari anggota DPRD Jabar, Bang Has. Menurutnya, karakter pelajar zaman sekarang beda jauh dari generasi sebelumnya, yang lebih mengenal nilai nasionalisme dan etika sejak dini.
Dulu, pendidikan dasar lebih keras, tapi dalam arti mendidik. Ada pelajaran Pancasila dan UUD 1945 yang membentuk jiwa nasionalisme. Namun, sekarang, pembentukan karakter malah terabaikan, dan pendidikan agama pun jadi kurang.
"Anak-anak lebih dekat dengan gawai daripada guru dan orang tua," ujar Bang Has. Ini jadi masalah besar, karena karakter pelajar saat ini jadi lebih gampang terpengaruh hal negatif. Gawai bukan hanya media informasi, tapi juga sumber distraksi.
Selain itu, kemajuan teknologi dan arus globalisasi jadi ancaman bagi perkembangan mental generasi muda. Tawuran antarpelajar yang dulu terjadi spontan, sekarang malah direncanakan lewat media sosial, bahkan melibatkan senjata tajam.
Banyak orang tua mengeluh, anak-anak mereka jadi susah dinasehati dan lebih berani melawan. "Ini krisis moral, bukan hanya kenakalan," kata Bang Has. Diperlukan langkah serius untuk memperbaiki situasi ini, dan pendidikan karakter jadi kuncinya.
Bang Has pun mendukung ide Gubernur Dedi Mulyadi untuk menitipkan pelajar bermasalah ke barak militer. Bukan untuk menghukum, tapi untuk membina mereka agar punya kedisiplinan dan jiwa kepemimpinan. Ini langkah penting untuk menyelamatkan generasi muda.
Sekolah seperti SMA Taruna Nusantara yang punya pendekatan semi-militer dianggap sebagai alternatif yang lebih ramah. Pembinaan karakter tetap ada, tapi dengan cara yang lebih humanis. Ini jadi model pembelajaran yang bisa diperluas di Jabar.